Sunday, December 13, 2015

Kesempatan berusaha di bidang perminyakan

Sering kita menganggap bahwa dunia perminyakan adalah dunia yang glamour dan bergelimang dengan uang. Itulah paling tidak yang menjadi anggapan masyarakat umumnya, terutama ketika harga minyak mencapai 60 dolar AS. Apakah begitu mudahnya mendapatkan untung besar dengan berbisnis di bidang minyak dan gas bumi?

Dengan dana yang relatif terbatas, kesempatan berusaha di bidang perminyakan akan terbatas pada usaha penyediaan jasa atau konsultasi. Bila memang dana cukup memungkinkan, bisa mencoba untuk penyediaan barang dan jasa, tentunya dengan hanya menyalurkan barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri. Ketika dana tidak menjadi kendala serta mau mengambil resiko yang cukup tinggi, usaha menjadi kontraktor produksi minyak dan gas bumi adalah sangat menguntungkan. Dalam tulisan ini, kita hanya mencoba menyoroti dunia konsultasi yang dilakukan oleh pengusaha nasional.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan untuk mencoba meraup untung di bidang perminyakan, yaitu kesempatan berusaha, profesionalisme, dan ketersediaan sumberdaya manusia. Seperti sudah menjadi rahasia umum kesempatan berusaha di bidang apa pun di Indonesia akan sangat pekat dipengaruhi oleh KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Akan lebih mudah untuk berusaha, apabila mempunyai kawan-kawan yang berpengaruh terutama di bidang perminyakan Indonesia. Hampir semua usahawan perminyakan yang berhasil di Indonesia, mempunyai hubungan yang sangat baik dengan pejabat berpengaruh yang bisa mengambil keputusan tersebut.

Kesempatan berusaha tersebut juga menjadi semakin terbatas karena begitu dominannya perusahaan jasa perminyakan multinasional seperti Schlumberger dan Halliburton. Mereka hampir menguasai 80% dari pangsa pasar usaha jasa perminyakan di Indonesia. Begitu dominannya perusahaan raksasa tersebut sehingga hampir tidak mungkin untuk bisa mengalahkan mereka dengan mudah.

Salah satu strategi adalah mencoba mencari niche market yang bisa dimasuki oleh perusahaan jasa yang relatif lebih kecil. Namun sayangnya, budaya riset dan penelitian yang profesional di bidang perminyakan atau pun komputasi yang mendukungnya relatif sangat kecil di Indonesia, sehingga agak susah untuk mengharapkan munculnya teknologi atau inovasi baru yang berasal dari bangsa sendiri. Begitu langkanya riset perminyakan di Indonesia yang menghasilkan inovasi baru justru mempermudah kompetisi bila seseorang ingin bergerak di bidang tersebut.

Mungkin kita boleh menoleh ke Norwegia dimana usaha riset terutama di bidang komputasi untuk perminyakan sangatlah mekar, sehingga hampir semua software di bidang perminyakan yang terbaru datang dari negeri tersebut. Apakah ahli komputer Indonesia tidak mampu untuk melakukannya? Kita seharusnya yakin bahwa mereka bisa, hanya diperlukan manajemen yang baik untuk bisa mengembangkan teknologi tersebut. Justru kesempatan berusaha ini harus segera direbut dengan baik mumpung belum ada kompetisi yang sangat ketat.

Tentang kesempatan berusaha bagi konsultan nasional, ada baiknya kita juga berguru ke Malaysia di mana perusahaan nasional Malaysia dan terutama Bumiputera mendapatkan tempat dan kesempatan yang sangat baik untuk berusaha. Meski pun relatif baru dan belum berpengalaman, perusahaan Malaysia akan diberi kesempatan untuk bertanding dengan raksasa multinasional seperti Schlumberger dan Halliburton. Dan karena tentunya mereka bisa menyediakan jasa perminyakan dengan lebih murah, maka mereka akan menang mudah dalam tender dibanding dengan perusahaan multinasional yang bisa dipastikan memberi harga yang jauh lebih tinggi.

Apakah pemerintah Indonesia bisa melakukan kebijakan seperti itu untuk memberdayakan konsultan nasional di Indonesia? Sudah tentu saat ini kita hanya bisa bermimpi saja.

No comments:

Post a Comment